Tidak Ada Lagi Penjurusan IPA IPS, SMAN 5 Banjarmasin Dipercaya Menjalankan Program Sekolah Penggerak
JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Kabar gembira bagi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Banjarmasin, bahwa tahun ini dipercaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) untuk menjalankan program Sekolah Penggerak.
Hal ini dibenarkan Kepala SMAN 5 Banjarmasin Drs. H. Mukhlis Takwin, S.H., M.H., setelah dirinya berhasil lulus seleksi dan mengikuti bimbingan teknis dari Kemendikbud RI.
“Sekolah Penggerak itu, di mana nantinya kelas X tidak mengenal lagi jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kurikulum sekolah penggerak rencananya akan kami terapkan di tahun ajaran baru ini,” tuturnya kepada jurnalkalimantan.com, Sabtu (26/06/2021), saat ditemui di ruang kerjanya, di kawasan Sultan Adam.
Menurutnya, di Kalimantan Selatan (Kalsel) ini hanya ada 7 sekolah yang dipercaya menjalankan program Sekolah Penggerak.
“Seleksinya itu sangat luar biasa, dari sekitar 21.500 sekolah se-Indonesia, yang lulus hanya 2.500 sekolah. Untuk Kalsel, dari 100 lebih yang mendaftar, cuma ada 7 SMA yang lulus,” urai Mukhlis.
Ditegaskannya, Sekolah Penggerak ini bukan melihat sekolahnya, namun kualifikasi kepala sekolahnya. Begitu kepala sekolahnya memenuhi syarat, otomatis ditunjuk sebagai Sekolah Penggerak.
“Di Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin hanya SMA Negeri 5 dan 2 sekolah lainnya, Kemudian ada dari daerah lainnya dan ada beberapa dari daerah pedalaman, karena bukan sekolahnya yang dilihat, tapi kualifikasi kepala sekolahnya,” bebernya.
Adapun misi utamanya dari Sekolah Penggerak ini, lanjut Mukhlis, adalah mewujudkan profil Pancasila, yaitu menjadikan pelajar Indonesia beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, berkeanekaan global, dan gotong royong.
“Jadi semua pembelajaran akan diarahkan ke sana, dan khusus bagi kelas X,” katanya.
Setelah naik ke kelas sebelas, para siswa Sekolah Penggerak tetap tidak mengenal jurusan, tapi akan diberikan kebebasan untuk memilih. Misalnya, kalau anaknya mau masuk fakultas kedokteran, berarti dia kemungkinan memilih pelajaran biologi, kimia atau geografi dan sosiologi.
“Ini merupakan program Merdeka Belajar, tapi khusus SMA, jadi kami angkatan pertama diharapkan bisa jadi pelopor,” tutup Mukhlis.
Editor : Ahmad MT
Sebagai kenang-kenangan kepada guru kami, kami akan mempersembahkan yang terbaik, ucapnya.
Ada sebanyak 24 peserta yang menunjukan kebolehanya dimana mereka semua siswa kelas 12, sementara siswa kelas 10 dan 11 mereka menampilkan prakarya, seperti masakan serta kerajinan lainya. (azka)
Editor : Akhmad
Jurnal Kalimantan